Selasa, 14 Desember 2010

Tak Ada yang Ingin Jadi Presiden

Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Kata-kata ini mungkin belum terlalu dipahami oleh bocah kecil berusia 4 atau 5 tahun. Tapi setidaknya beberapa anak-anak kolong jembatan tol kawasan Warakas, Jakarta Utara, yang ditemui, Sabtu (11/12) siang, masih mempunyai cita-cita. Ternyata, profesi dokter dan polisi menjadi impian anak-anak itu.

"Aku mau jadi dokter," kata Jamal, di sela-sela kegiatan belajar di bawah jembatan tol. Anak lainnya, Clara, Wida, Nada, dan Nadia pun mengutarakan cita-cita yang sama. Ketika ditanya kenapa mau jadi dokter, jawaban mereka sangat sederhana, "Biar bisa ngobatin orang. Jadi orang kaya."

Rupanya dalam bayangan mereka profesi dokter menjanjikan secara finansial. Bagaimana dengan yang memilih bercita-cita jadi polisi? Tak sedikit juga. Setidaknya ada 4 anak laki-laki lain yang mengaku ingin menjadi polisi. Salah satunya Riko.

"Aku mau jadi polisi," kata Riko yang menjadi anak didik di Pondok Ozanam. Namun, alasan Riko sangat mengejutkan saat ditanya apa alasannya memilih ingin menjadi polisi, "Biar bisa nembak orang," ujar Riko.

Anak-anak memang sangat polos, tapi jujur. Termasuk jujur pula saat menggelengkan kepalanya ketika diajukan pertanyaan apakah ada yang bercita-cita jadi presiden. Semua anak yang ditemui menggelengkan kepala meski tak tahu alasannya.

Melihat kondisi lingkungan tempat tinggal mereka, mungkin jawaban tentang cita-cita itu wajar mereka lontarkan. Menurut Ibu Dokter Haryati yang mengadakan layanan kesehatan gratis, anak-anak di kawasan Warakas-Papanggo, terutama yang tinggal di sekitar kolong jembatan tol, banyak yang mengalami gizi buruk dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Bahkan, ada satu keluarga yang memiliki 8 anak, 6 anaknya meninggal dunia karena gizi buruk.

Semoga saja cita-cita menjadi dokter tidak hanya sekadar impian. Setidaknya mereka akan berkontribusi bagi sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar