Senin, 10 Januari 2011

Tahu Gimbal

Meski menu yang ditawarkan hanya Tahu Gimbal, namun sebuah rumah makan di kawasan Pondok Labu – Jakarta Selatan ini , selalu penuh dikunjungi pelanggan. Apalagi pada saat jam makan siang dan malam. Makanan yang berasal dari kota Semarang ini banyak digemari bukan hanya oleh mereka yang datang dari Jawa, atau Semarang khususnya, melainkan juga dari kalangan suku lain. Tahu Gimbal yang dijaja disini, konon merupakan satu-satunya yang ada di jakarta.

Menurut penuturan pak Dhe sipenjual, makanan ini di sebut Tahu Gimbal karena banyaknya bahan – bahan yang digunakan untuk membentuk makanan ini. Sebut seperti tahu,bakwan udang,telor dan masih banyak yang lainnya.Dari situlah muncul ide menamakannya dengan Tahu Gimbal.

Menurut Pak Dhe, bukan hanya dia yang bisa membuat makanan ini. Hampir semua masyarakat Semarang yang suka dengan Tahu Gimbal bisa membuat sendiri.

Dengan harga relatif murah per porsinya hanya Rp.9000.00 makanan ini bisa di jangkau oleh semua kalangan,seperti yang saya jumpai ada dua orang mahasiswa Bowo dan Angkit yang sedang menikmati Tahu Gimbal tersebut. Rasanya pun enak dan sangat khas,bawangnya sangat berasa. Sekilas mungkin orang akan mengira ini seperti ketoprak bila diliat sekilas dari bentuk dan bumbunya. Namun ini bukan ketoprak melainkan Tahu Gimbal dan harganya sama dengan porsinya pun sesuai dengan kantong mahasiswa

Senin, 27 Desember 2010

Mengenali Potensi Diri & Cermat Melihat Peluang

Setelah menempa diri selama ± 12 tahun dengan mengenyam pendidikan di sekolah, masa depan kita ditentukan hanya dalam beberapa hari, yaitu hasil dari Ujian Akhir Nasional. Namun pernahkah kita berpikir akan ke mana kita setelah lulus dari SMA? Apakah kita akan meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, atau langsung bekerja? Jika kita meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, program studi apa yang akan kita ambil? Apa yang tepat dengan potensi yang kita miliki? Atau kita hanya membuang-buang uang orang tua kita dengan berkata dalam hati ”yang penting kuliah”? Pertanyaan yang sama juga dialami pihak yang memutuskan untuk langsung bekerja. Apakah kita akan berwira usaha? Jika ya, usaha apa yang akan kita jalani dan sudahkah cocok dengan potensi yang kita miliki? Atau kita memutuskan untuk bekerja di perusahaan orang lain dengan berkata dalam hati, ”yang penting dapat penghasilan daripada menganggur tak tentu arah”? Lalu jaminan ketrampilan apa yang bisa kita berikan kepada pemilik perusahaan?
Ternyata semua masalah di atas berpangkal pada sejauh mana kita mengenal potensi diri yang kita miliki. Kita hanya menjalani rutinitas sehari-hari tanpa pernah berpikir atau lebih tepatnya merenungi potensi apa yang sebenarnya kita miliki. Ya, sebenarnya sebagian besar manusia tidak mengenal dengan baik keseluruhan dari dirinya sendiri.
Mengenali Potensi Diri
Azis Writes: ”Mungkin, ada di antara kita yang masih belum tahu bagaimana sebenarnya potensi kita, dengan kata lain apa sebenarnya kelemahan dan kekuatan diri kita. Jangankan kita, para ilmuwan (seperti psikologi) masih bingung mengenal siapa manusia. Bahkan lebih tragis lagi manusia dianggap menyimpan berbagai misteri, dan menyebutnya sebagai black box?”
Alexis Carel (1976) menuliskan tentang betapa keringnya pengetahuan manusia terhadap dirinya sendiri dalam sebuah buku ”A Man Unknown”. ”Berabad-abad lamanya manusia gagal mengenal manusia,” begitu kata Emha Ainun Najib dalam sebuah puisinya. Padahal menjawab siapa manusia menjadi bagian penting bagi manusia itu sendiri.
Potensi diri manusia ibarat Gunung Es di lautan, yang muncul ke permukaan hanya sedikit sedangkan yang lain tertutup oleh lautan. Manusia memiliki potensi diri yang luar biasa bila kita dapat mengasahnya, melatih atau memanfaatkan dengan tepat dan benar.
Potensi diri manusia terdiri atas kekuatan fisik yang di kontrol oleh otak, dan kekuatan metafisika yang dikontrol oleh hati nurani. Potensi ini merupakan alat yang mampu membantu manusia agar terlepas dari kemelaratan dan kemiskinan, jadi jangan kita sia-siakan anugerah Tuhan tersebut. Kemiskinan dan kemelaratan manusia bukan nasib atau takdir, namun lebih merupakan bentuk ketidaktahuan dan kemalasan manusia dalam mengenali, menggali, serta memanfaatkan potensi dirinya.
Potensi dari kekuatan fisik lebih sering kita gunakan untuk menjalankan rutinitas kita sehari-hari. Dari rutinitas itu kita mendapatkan apa yang dinamakan kebiasaan, dan hal ini dapat membentuk karakter diri kita. Jika kita mengasahnya dengan cara-cara yang benar maka kita akan mendapat banyak ketrampilan. Misalnya, seseorang yang rajin melatih dirinya untuk memainkan piano, maka ia akan dikenal orang sebagai seorang pianis. Dari kebiasaannya berlatih maka ia mempunyai ketrampilan untuk memainkan piano. Inilah potensi diri yang dapat kita peroleh dari kekuatan fisik.
Berikutnya adalah potensi dari kekuatan metafisika. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar bahwa hanya orang tertentu yang diberi potensi ini, yaitu Bakat. Sebenarnya pendapat ini kurang benar, karena semua orang memiliki bakat. Hanya saja kita belum mengenalnya, maka tentu saja tidak juga dapat menggalinya. Munculnya bakat tidaklah sama. Pada beberapa orang, bakat langsung timbul ke permukaan; dan pada sebagian besar orang, bakat itu tidak langsung muncul ke permukaan. Jika kita menggali serta mengasah dengan tepat dan benar, maka kita akan mempunyai naluri yang hebat. Misalnya, serupa dengan contoh di atas. Seseorang yang sebenarnya mempunyai bakat menjadi pianis, namun karena ia tidak rajin berlatih maka ia tidak akan pernah bisa menunjukkan bakatnya dan tentu saja kalah dengan yang tidak berbakat di bidang ini namun ia terampil. Namun jika orang ini rajin berlatih, maka ia tidak hanya menjadi seorang pianis. Ia juga bisa menjadi seorang composer ataupun pencipta lagu. Berbeda dengan orang yang hanya terampil, bakat melahirkan naluri yang menghasilkan nilai lebih. Sedangkan orang yang terampil hanya maksimal sebagai seorang pemain atau player. Inilah potensi diri yang dapat kita peroleh dari kekuatan metafisika.
Dalam usaha kita mengenali potensi yang kita miliki tentu saja banyak terdapat faktor-faktor yang menjadi penghambat. Di antaranya adalah:
1. Faktor penghambat dari lingkungan
Adalah sistem yang dianut oleh lingkungan di sekitar kita, baik itu di sekolah maupun dilingkungan rumah kita. Semisal adanya senioritas di sekolah yang menyebabkan prestasi kita tidak dapat berkembang.
2. Faktor penghambat dari tiap individu
Merupakan faktor yang menyebabkan kita enggan untuk instropeksi diri karena terkadang kita tidak mau menerima kenyataan. Misalnya saja faktor tujuan hidup dan usia.
3. Faktor tujuan hidup yang tidak/belum tergambar dengan jelas
Merupakan faktor motivasi dan faktor keengganan untuk menelaah diri. Terkadang manusia takut untuk menerima kenyataan bahwa ia memiliki kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya.
4. Faktor usia
Terkadang orang yang sudah tua dalam usia tidak dapat melihat akan kearifan dan kebijaksanaan yang dapat dicapainya. Mereka cenderung memandang bahwa usia muda lebih hebat karena produktif.
Kita dapat mengenali potensi apa yang terdapat pada diri kita melalui berbagai cara. Di sini kami akan uraikan 2 pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengenali potensi diri kita, yaitu:
1. Melakukan analisa diri, yakni dengan cara:
2. Mengenali diri (baik kelebihan maupun kelemahan), menurut penilaian diri sendiri.
3. Mengenali diri (baik kelebihan maupun kelemahan), menurut penilaian orang lain.
4. Membandingkan dan mengevaluasinya.
5. Melakukan perbaikan setiap saat.
6. Melakukan uji diri dengan melakukan knowing by doing. Prinsipnya adalah:
7. Kita tidak tahu persis batas kemampuan kita kecuali kita melakukannya sendiri (lakukan dan bekerja keras).
8. Setelah melakukannya barulah kita mengerti sejauh mana kemampuan kita.
9. Setelah mencobanya barulah kita tahu, cocok tidaknya sebuah pekerjaan itu bagi kita.
Cermat Melihat Peluang
Yang terpenting dari hidup ini adalah bagaimana kita memanfaatkan usia dengan maksimal dan tidak ada waktu yang terbuang percuma. Karena sesungguhnya waktu terus berjalan dan tidak menunggu kita. Lalu bagaimana kita memanfaatkan waktu yang ada dengan maksimal?
Mulailah sejak saat ini, dari diri kita sendiri untuk membuka diri dan mengenali potensi yang kita miliki. Mulailah melatih bakat yang kita miliki sehingga kita tidak hanya mempunyai bakat yang terpendam ataupun hanya terampil melakukan sesuatu, namun kita bisa menjadi manusia dengan bakat dan ketrampilan yang terasah dengan baik.
Inilah yang membuat kita bisa dengan cermat melihat peluang yang ada. Bagi siswa yang telah mengenali bakatnya, ia tidak akan pernah salah pililh ke arah mana ia akan mencapai tujuan hidupnya. Langkahnya mantap dan tepat terus ke depan. Tidak berbelok ke sana kemari, karena masih belum yakin akan kemampuannya sendiri sehingga bingung arah mana yang akan dituju. Ia tidak akan bisa cermat dalam melihat peluang-peluang yang ada karena disibukkan dengan dirinya sendiri.
Siswa yang memutuskan untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, tentu langsung memilih program yang sesuai dengan bakat yang telah ia ketahui. Ia paham benar bahwa dengan mengikuti pendidikan tersebut, ia dapat mengasah potensi dirinya sehingga menjadi ahli di bidang tersebut.
Siswa yang memutuskan untuk langsung bekerja setelah keluar dari SMA, lepas ia bekerja di suatu perusahaan ataupun berwirausaha; juga akan benar-benar paham ke mana ia – dengan bakat yang dimilikinya – akan mengambil langkah. Ia juga paham benar bahwa bekerja di perusahaan yang sesuai dengan bakat yang ia miliki, akan membuatnya memiliki keahlian yang makin terasah. Begitu juga dengan sang wirausahawan. Ia akan benar-benar menikmati laju usaha yang ia rintis, karena ia tahu benar bahwa usahanya sesuai dengan bakat yang ia miliki. Ia akan selalu menciptakan inovasi-inovasi dari naluri bisnisnya. Setiap waktu yang ia lalui, semakin membuat dirinya terampil dalam mengolah usahanya.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa tanpa mengetahui potensi diri kita, kita akan berjalan tak tentu arah dalam mencapai apa yang kita inginkan. Tujuan hidup kita hanya sekedar harapan atau impian. Waktu akan terbuang dengan percuma. Namun jika kita memahami potensi yang kita miliki, kita akan menjadi manusia yang berkualitas. Kita akan memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain, dan dengannya kita dapat menolong orang lain yang membutuhkannya. Manusia yang berkualitas selalu menjadi panutan dan tumpuan masyarakat sehingga dimana pun ia berada akan bermanfaat bagi orang lain.

Pendahuluan ( Potensi diri )

Potensi diri merupakan modal yang perlu kita ketahui. Kita gali dan kita maksimalkan. Karena sesungguhnya perubahan hanya bisa terjadi jika kita mengetahui potensi kita. Lalu mengarahkannya kepada tindakan yang tepat dan teruji. Jika itu terjadi, kita akan memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk melakukan sesuatu denga mantap. Oh iya, ngomong-ngomong dimanakah letak potensi kita? Dan bagaimana kita bisa mendobraknya?

Ketahuilah sesungguhnya manusia memiliki dua sisi sikap potensial yang menonjol. Sisi positif dan sisi negatif. Kedua sisi ini masing-masing memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan diri kita. Baik buruknya diri kita merupakan refleksi dari dorongan positif atau negatifnya sikap kita. Karena Sikap menentukan segalanya.

Lalu apa sebenarnya manfaat kita mendobrak potensi yang kita miliki. Dan potensi apa yang perlu kita dobrak. Mengapa kita perlu mendobraknya. Merupakan kondisi yang perlu sama-sama kita pecahkan disini. Pekerjaan ini, tentu saja membutuhkan komitmen tinggi, agar kita dapat merealisasikannya. Jika dobrakan yang kita lakukan separuh hati, maka daya ungkitnya-pun tidak akan menonjol dan sebesar apa yang kita harapkan.

Sama dengan hukum bola pingpong. Semakin kuat kita melemparkannya, maka semakin kuat pula ia memantulkannya. Begitupun dengan masalah dobrak mendobrak. Apalagi yang mau kita dobrak adalah mental kita sendiri.

Ratapan yang tersebar disekitar kita, merupakan refleksi lemahnya daya ungkit terhadap potensi diri. Yang paling sering saya temui dalam aktifitas sehari-hari selama ini, dan saya yakin sebagian dari andapun merasakannya. Yaitu lemahnya pengharapan terhadap sesuatu hal, yang sebenarnya sangat kita inginakan. Paling sering adalah pengharapan palsu. Pengharapan yang tidak dilandasi pondasi mental yang kuat.

Pengharapan palsu yang saya maksud adalah, pengharapan yang tidak diiringi dengan tindakan nyata. Suatu keadaan yang diidam-idamkan, namun enggan membayar harganya. Jadilah impian itu hanya berada dalam lamunan kita.

Memang terkadang kita perlu memaklumi sebuah situasi yang umum terjadi di tengah-tengah kehidupan kita. Sebagai contoh, seorang pekerja disebuah perusahaan swasta yang tidak mengalami kenaikan gaji maupun peningkatan level dalam bidangnya. Kenapa kondisi itu bisa terjadi, apa sebenarnya yang menyebabkannya?

Apakah karena perusahaan tempat ia bekerja tidak didukung dengan system yang bagus? Perusahaannya tidak mengalami kemajuan, atau mungkin dari individu si pekerja itu sendiri?

Tak jarang orang yang mengalaminya, menuding bahwa faktor perusahaan tempat ia bekerja adalah penyebab ia mengalami kualitas karir yang statis. Tidak adanya promosi, tidak ada kesempatan, pilih kasih dan sebagainya.

Padahal kalau saja kita berani jujur, factor internal dari pekerja tersebut merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap terhambatnya peningkatan level yang diharapkan. Sang individulah yang seharusnya menggerakkan diri untuk berbuat, merubah keadaan.

Seperti yang saya katakan tadi. Potensi diri terdiri dari dua kekuatan, positif dan negatif. Keduanya terkadang berjalan bersamaan dan saling melengkapi. Sehingga kita tidak mampu lagi membedakan mana sikap positif dan mana sikap negatif kita. Keduanya sudah menyatu menjadi sebuah karakter yang kuat, membentuk pribadi seperti apa diri kita sekarang.

Tak jarang kita berlindung dibalik sifat negatif yang sudah kita rasionalkan. Kita mendebat orang yang berfikiran tidak sejalan dengan kita. Menutup diri terhadap pemikiran-pemikiran yang memiliki potensi luar biasa untuk berubah.

Seandainya saja kita memiliki kemauan dan komitmen tinggi untuk berubah, saya yakin kita dapat mendobraknya. Dengan modal kekuatan pengetahuan yang kita milliki. Dan kemauan besar untuk membuka diri. Saya yakin, kita bisa memaksimalkan potensi diri yang kita miliki selama ini.

MENGENALI POTENSI DIRI

Pada dasarnya setiap manusia memiliki kekuatan dan potensi masing-masing. Tapi sampai saat ini masih banyak yang belum menyadari potensi di dalam dirinya sendiri. Padahal potensi setiap orang sangat menunjang kesuksesan hidupnya jika diasah dengan baik. Nah kalo pengin tau potensi diri anda, coba deh ikuti tipsnya:

Kenali diri sendiri
Coba buat daftar pertanyaan, seperti: apa yang membuat anda bahagia; apa yang anda inginkan dalam hidup ini; apa kelebihan dan kekuatan anda; dan apa saja kelemahan anda. Kemudian jawablah pertanyaan ini secara jujur dan objektif. Mintalah bantuan keluarga atau sahabat untuk menilai kelemahan dan kekuatan anda.

Tentukan tujuan hidup
Tentukan tujuan hidup anda baik itu tujuan jangka waktu pendek maupun jangka panjang secara realistis. Realistis maksudnya yang sesuai dengan kemampuan dan kompetensi anda. Menentukan tujuan yang jauh boleh aja asal diikuti oleh semangat untuk mencapainya.

Kenali motivasi hidup
Setiap manusia memiliki motivasi tersendiri untuk mencapai tujuan hidupnya. Coba kenali apa motivasi hidup anda, apa yang bisa melecut semangat anda untuk menghasilkan karya terbaik, dll. Sehingga anda memiliki kekuatan dan dukungan moril dari dalam diri untuk menghasilkan yang terbaik.

Hilangkan negative thinking
Enyahkan pikiran-pikiran negatif yang bisa menghambat langkah anda mencapai tujuan. Setiap kali anda menghadapi hambatan, jangan menyalahkan orang lain. Lebih baik coba evaluasi kembali langkah anda mungkin ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Kemudian melangkahlah kembali jika anda telah menemukan jalan yang mantap.

Jangan mengadili diri sendiri
Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam mencapai tujuan anda, jangan menyesali dan mengadili diri sendiri berlarut-larut. Hal ini hanya akan membuang waktu dan energi. Bangkit dan tataplah masa depan. Jadikan kegagalan sebagai pengalaman dan bahan pelajaran untuk maju.

Kini anda sudah tau kan cara mengetahui potensi diri anda? Ingat, potensi anda adalah kekuatan anda untuk menggapai sukses. So, mulai sekarang ketahuilah dan galilah potensi diri anda. Semoga sukses..!

Minggu, 19 Desember 2010

Himbauan Gubernur Banten ( Tugas PIK )

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengimbau para pejabat dilingkungan pemerintahan Provinsi Banten untuk tidak menerima hadiah bentuk barang ataupun uang menjelang Natal dan Tahun Baru 2011.

"Surat imbauan disampaikan kepada Ketua DPRD Banten, para pejabat dilingkungan pemerintah Provinsi Banten serta bupati/walikota," kata Sekretaris Daerah Provinsi Banten Muhadi di Serang, Rabu,

Ia mengatakan, surat imbauan tersebut sebagai tindak lanjut dari surat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tanggal 20 Agustus 2010 tentang imbauan penerimaan hadiah hari raya Idul Fitri 1431 H, Natal 2010 dan Tahun Baru 2011.

Atas dasar surat tersebut, kata Muhadi, Gubernur Banten menyampaikan surat imbauan kepada para pejabat, unsur pimpinan dan anggota DPRD Banten, bupati dan walikota diwilayah Provinsi Banten untuk tidak menerima hadiah dalam bentuk uang, bingkisan/parsel maupun pemberian lainnya dari bawahan, rekan kerja dan atau rekanan pengusaha.

Sementara Kepala inspektorat Provinsi Banten Agus M Randil mengatakan, apabila keadaan terpaksa atau tidak terhindarkan menerima hadiah dari bawahan, rekan kerja atau rekanan, untuk segera mengkordinasikan dan melaporkan ke inspektorat Banten sebagai bahan pendataan penerimaan gratifikasi, yang selanjutnya akan diteruskan ke KPK.

"Selambat-lambatnya 25 hari setelah menerima hadiah harus dilaporkan, Saat ini kami masih melakukan pendataan," kata Agus Randil.

Selain kepada para pejabat, DPRD dan bupati/walikota, surat imbauan gubernur juga disampaikan kepada ketua organisasi profesi, rekanan dan pengusaha di Provinsi Banten untuk tidak memberikan hadiah atau pemberian lainnya kepada para pejabat Pemerintah Provinsi Banten, anggota DPRD, bupati/walikota termasuk kepada pejabat BUMD di Provinsi Banten.

"Sejak disampaikan imbauan tersebut hingga saat ini belum ada pejabat yang melaporkan kepada kami," kata Agus Randil.



Himbauan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah kepada pejabat dilingkungan pemerintahan Provinsi Banten untuk tidak menerima hadiah bentuk barang ataupun uang menjelang Natal dan Tahun Baru 2011. Surat imbauan itu disampaikan kepada Ketua DPRD Banten, para pejabat dilingkungan pemerintah Provinsi Banten serta bupati/walikota,
surat imbauan tersebut sebagai tindak lanjut dari surat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tanggal 20 Agustus 2010 tentang imbauan penerimaan hadiah hari raya Idul Fitri 1431 H, Natal 2010 dan Tahun Baru 2011.Dan atas dasar surat tersebut, Gubernur Banten menyampaikan surat imbauan kepada para pejabat, unsur pimpinan dan anggota DPRD Banten, bupati dan walikota diwilayah Provinsi Banten untuk tidak menerima hadiah dalam bentuk uang, bingkisan/parsel maupun pemberian lainnya dari bawahan, rekan kerja dan atau rekanan pengusaha.Sementara jika keadaan terpaksa atau tidak terindarkan untuk menerima hadia dari bawahan,rekan kerja atau rekanan hendaknya segera melapor kependa inspektorat Banten.Dan surat imbauan gubernur ini juga disampaikan kepada ketua organisasi profesi, rekanan dan pengusaha di Provinsi Banten untuk tidak memberikan hadiah atau pemberian lainnya kepada para pejabat Pemerintah Provinsi Banten, anggota DPRD, bupati/walikota termasuk kepada pejabat BUMD di Provinsi Banten.Dan sejak disampaikan imbauan tersebut hingga saat ini belum ada pejabat yang melaporkan tentang adanya hadiah bentuk barang atau uang tunai kepada para pejabat Kota Banten

Kamis, 16 Desember 2010

Orang Gila ( tugas PIK,model komunikasi umum Gerbner )

Hari itu senin 13 desember 2010 saya dan Lussy pergi ke sebuah pasar tradisional,dan di sana kita banyak menemukan berbagai macam hal,sala satunya penampilan orang orang yang ada si sana waktu itu,mulai dari yang rapi,lusuh,compang camping,jelek dan bakan ganteng pun ada.Dari sekian banyak orang ada satu hal yang menyita peratianku sama Lussy.Aku melihat di ujang pasar orang yang berpakaian compang camping dan aku pun berkata sama Lussy,liat yang tampak di kejauhan itu orang yang berpakaian compang camping rasa-rasanya seperti orang gila ya Luss.Lussy pun beranganggapan yang sama dengan apa yang aku pikirkan,Lussy beranggapan orang berpakaian compang camping itu orang gila,dan saat itu juga Lussy mengambil Handpone di tasnya lalu memberi taukan Alex klo dia meliat orang dengan berpakaian compang camping,dekil dan jelek di pasar dan di informasikan sebagai orang gila.Mendengar apa yang di ceritakan Lussy Alexpun memiliki pemikiran yang sama dengan Aku dan Lussy klo apa yang di lihat Aku dan Lussy sebagai orang gila.

Selasa, 14 Desember 2010

Profesi PR Prospek dan Tantangan

Peranan hubungan masyarakat (humas) dulu dan sekarang sangat berbeda. Kalau dulu identik sebagai event organizer, membawakan tas direktur, atau menemani ibu pejabat berbelanja. Sekarang humas harus bisa membuka ruang dalam menjembatani investasi dan ruang pasar penjualan produk. Bidang komunikasi dan humas kini menjadi salah satu ujung tombak sektor industri untuk bersaing dalam era globalisasi. Ini disebabkan sektor industri swasta akan saling bersaing menciptakan image positif untuk mendongkrak citra perusahaan.

Sayangnya, menurut Silih salah seorang praktisi PR.Public Relation (PR) di Tanah Air belum termanfaatkan secara maksimal. Orang telanjur menyederhanakan fungsinya, padahal bila dimaksimalkan manfaatnya sangat besar bagi kepentingan organisasi, dunia usaha, termasuk lembaga pemerintah. Public Relation sebenarnya suatu bidang yang sangat potensial di masa datang karena posisinya yang sangat strategis.Perkembangan ilmu dan profesi PR di sini semakin pesat. Ini ditandai dengan banyaknya lembaga pendidikan PR dan sejumlah organisasi PR seperti Perhumas (Asosiasi PR di Indonesia), APPRI (Asosiasi Perusahaan PR di Indonesia), Bakohumas, Forum Humas BUMN, Forum Humas Perban-kan dan sebagainya.
Dalam era globalisasi, bidang kehumasan akan sangat berperan. Perusahaan yang tak memanfaatkan bidang tersebut bakal tertinggal karena tak menguasai perolehan dan penyebaran informasi. Pentingnya bidang komunikasi dan hubungan masyarakat menjadi perhatian Silih. Dalam telaahnya, Silih melihat fungsi komunikasi dan hubungan masyarakat akan sangat terasa manakala perusahaan berupaya mengembangkan usaha dan menghindari situasi yang kurang kondusif dengan lingkungan. Oleh karena itu, bidang komunikasi dan hubungan masyarakat perlu diberikan prioritas dalam perusahaan. Dicontohkannya, menyadari atas pentingnya bidang tersebut, Perusahaan-perusahaan membentuk bidang Komunikasi Ekternal dan Hubungan Masyarakat. Dulunya bidang tersebut tak ada di perusahaan, namun setelah melakukan berbagai evaluasi dan perencanaan, kemudian dibentuk dengan tugas yang penting. Hasil positifnya, menurutnya, sistem keterbukaan dan motivasi bekerja di antara para karyawan perusahaannya menjadi semakin tinggi sebab mereka menjadi mengetahui berbagai hal yang terjadi di perusahaannya.Keberadaan bidang komunikasi dan hubungan masyarakat bukan hanya perlu untuk membina hubungan dengan pihak luar. Namun pula, ini sangat penting untuk memberikan informasi ke dalam, baik kepada pimpinan maupun sesama karyawan sendiri. “Perusahaan yang berkeinginan menciptakan suasana nyaman di lingkungannya harus menerapkan prinsip keterbukaan. Di situlah, bidang komunikasi dan hubungan masyarakat sangat berperan,” ujarnya. Demonstrasi yang terjadi pada sebuah perusahaan adalah salah satu contoh komunikasi yang macet. Perusahaan mungkin kurang terbuka atau tak memahami pentingnya komunikasi dan kehumasan sehingga apa yang menjadi kebijakan makro perusahaan tak sampai ke bawah yang ditandai dengan kecurigaan-kecurigaan oleh karyawannya. Berbagai dunia usaha sangat memerlukan dan bertukar informasi seluas-luasnya. Pada sisi lain, teknologi informasi semakin hari semakin pesat, apalagi teknologi internet semakin memasyarakat. Kebijakan sektor swasta yang memberikan prioritas bagi bidang komunikasi dan hubungan masyarakat di perusahaan, tampaknya bertolak belakang di sejumlah perusahaan BUMN dan instansi pemerintah. Belakangan ini, banyak perusahaan BUMN dan instansi pemerintah, ”melikuidasi” bidang komunikasi dan hubungan masyarakat, yang kemudian menggabungkannya di bawah bidang sekretariat atau bidang umum. CerahTapi bukan berarti bidang tersebut menjadi mati angin, justru sebaliknya. Melihat potensi jasa PR di masa depan, tak heran banyak usaha jasa konsultasi humas tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Dari sisi pemerintah lanjutnya, masyarakat Indonesia dahulu cenderung menuruti apa kata pemerintah. Tapi sekarang mereka bisa mempertanyakan apa saja kebijakan pemerintah sehingga pemerintah harus lebih terbuka untuk menyampaikan kebijakannya kepada masyarakat. Dalam era keterbukaan masyarakat bisa mempertanyakan kebijakan pemerintah dan pemerintah harus mengkomunikasikan kebijakannya kepada masyarakat. “Di sinilah Public Relations dibutuhkan untuk mengkomunikasikan kebijakan pemerintah ke masyarakat,”